Tak sulit untuk menebak seberapa mudah perempuan bisa mengalami orgasme saat berhubungan seks, cukup dengan meraba jari tangannya. Perempuan yang memiliki ujung jari lebih sensitif mudah mengalami orgasme, sebaliknya yang jarinya kebal cenderung sulit mencapai klimaks.
Sensitivitas ujung jari ditandai dengan respons yang cepat terhadap rangsangan sekecil apapun. Misalnya saat bagian tersebut menyentuh permukaan yang panas atau tajam, maka dalam sepersekian detik sebelum terjadi luka tangan akan langsung memberikan refleks.
Menurut sebuah penelitian terbaru di University of West Scotland, kecepatan tangan dalam memberikan reaksi juga mencerminkan sensitivitas daerah kewanitaan. Semakin cepat ujung jari merespons setiap rangsangan, semakin sensitif organ genital seorang perempuan.
Penelitian tersebut melibatkan 70 mahasiswi di Prancis dan Kanada, dengan usia rata-rata 18-30 tahun. Setelah diukur sensitivitas ujung jarinya, para partisipan diminta menjawab sejumlah pertanyaan seputar pengalaman orgasme sejak pertama kali merasakannya.
Dalam sebulan terakhir, partisipan yang tercatat paling sering mencapai orgasme rupanya punya kecenderungan memiliki ujung jari yang lebih sensitif. Demikian juga sebaliknya, makin rendah tingkat sensitivitas jari maka makin sedikit orgasme yang dialami dalam sebulan terakhir.
Namun jenis orgasme yang berhubungan dengan sensitivitas ujung jari hanya terbatas pada orgasme vaginal, yakni orgasme yang terjadi melalui intercourse (melibatkan penis). Jenis orgasme lain seperti orgasme cunnilingus (rangsangan di klitoris), orgasme anal dan masturbasi tidak terpengaruh oleh tingkat sensitivitas ujung jari.
Keterkaitan antara kedua hal yang nyaris tidak ada hubungannya itu juga hanya ditemukan pada jenis kelamin perempuan. Hingga kini para peneliti belum bisa menjelaskan dengan pasti mengapa keterkaitan semacam itu tidak terjadi pada laki-laki.
Untungnya sensitivitas tubuh secara umum bukanlah sesuatu yang permanen, melainkan bisa dilatih. Artinya para perempuan yang jarinya kurang sensitif masih bisa meningkatkan peluang untuk lebih sering merasakan orgasme.
"Sensasi orgasme bukan cuma soal kualitas rangsangan dan reseptor atau penerima rangsangan, otak juga berperan. Jika seseorang bisa memusatkan perhatian pada rangsangan itu maka sensasi yang dirasakannya akan lebih nikmat," ujar salah satu peneliti, Stuart Brody seperti dikutip dari Msnbc.